[Today is the opening day for the 9th Jakarta International Film Festival and my third time attending JiFFest since 2005. I watched Across the Universe and am writing about it in Bahasa this time as you can read English comments about it in many other places.]
Tadinya gue kirain ini film animasi Jepang, Paprika, soalnya pas gue ngantri beli tiket gue ga bawa daftar film inceran gue. Terus ngga tau kenapa ya tapi Paprika ga ditunjukin di buku sinopsisnya JiFFest, ya ga tau lah gue kalo ternyata film itu bukan Paprika yang gue mau. Berhubung film2 yang gue incer ga maen hari Jumat, ya udah lah gue beli tiket buat Across the Universe, abis udah cape ngantri dan pilihannya cuman itu atau Quickie Express, yang emang diputer di XXI. Temen nonton gue udah nonton Quickie Express jadi practically pilihannya jadi cuman satu.
Ya nonton lah gue Across the Universe bareng temen gue "ditemani" beberapa insan perfilman yang kayanya abis dari undangan film perdana JiFFest, Persepolis. Celakanya buat temen gue, Across the Universe ga ada teksnya, jadi rada2 bingung dia. Anyway, film ini rada unik karena semi-musical serta lagu2nya semuanya dari Beatles. Terusnya lagi, settingnya di tahun 60-an, di mana Beatles emang lagi ngetop2nya. Dengan berlatar belakang era perang Vietnam dan Flower Generation, tersebutlah kisah cinta antara dua insan, Jude dan Lucy, di tengah kemelut situasi masa itu. Banyak karakter pendukung yang juga menambah kekayaan cerita dengan berbagai side-plot beserta lagu2 Beatles yang bisa aja nyambung ama scene yang lagi diceritain. Lumayan lama sih ini film, sekitar 2.5 jam dan soundtrack-nya udah pasti oke punya lah ya.
Buat penggemar Beatles dan film2 ber-setting retro, cocok banget nih film dan pasti puas lah. Orang gue aja yang bukan fans berat Beatles merasa sangat terhibur kok nonton ini, apalagi yang emang fans. Visual-nya juga keren karena ada adegan2 simbolik dan psychedelic, terus kebetulan si Jude itu pelukis jadi banyak gambar/lukisan keren sepanjang film.
No comments:
Post a Comment